Kamis, 20 Juli 2017

Bajubaru? Stop !Jangan dipakai!!!



Baju baru memiliki bau yang khas. Kebanyakan dari kita tidak terlalu menghiraukan bau dari baju baru tersebut dan bisa langsung menggunakannya. Namun, tahukah kamu apa saja bahaya memakai baju baru tanpa dicuci terlebih dahulu?
Baju yang masih baru dan belum pernah dipakai sebenarnya justru sangat membahayakan, karena terlalu lama terpapar di ruang terbuka dan sudah beberapa kali dicoba, disentuh oleh banyak orang dan resiko banyaknya kuman akan sangat besar.
Beberapa laporan menunjukkan bahwa penggunaan bahan kimia beracun dalam pengolahan pakaian dapat menimbulkan reaksi alergi dan risiko lainnya terhadap kesehatan. Bahan kimia tidak hanya mencemari air, makanan dan obat-obatan saja, tetapi juga dapat ditemukan dalam pakaian. Pakaian dari bahan kain rayon atau serat sintetis dibuat dengan menggunakan bahan-bahan kimia. Produsen kain di Asia kebanyakan menggunakan bahan kimia beracun dalam pengolahan serat kain, bahkan hingga proses pengemasan pakaian. Setelah pakaian selesai diproduksi, produsen biasanya menambahkan formaldehid untuk menjaga pakaian dari kerutan dan mencegah tumbuhnya jamur selama pengiriman. Formaldehid sebagai pengawet pakaian ini juga menambah paparan racun pada pakaian.
Kulit merupakan organ terbesar manusia, sehingga kebersihan dan keamanan pakaian dari bahan kimia perlu diperhatikan. Beberapa laporan menunjukkan adanya reaksi alergi yang parah terhadap formaldehid. Ada juga efek negatif jangka panjang terhadap kesehatan secara keseluruhan akibat paparan bahan kimia yang terlalu dekat dengan tubuh. Dikutip dari Washington Post, Dr Tierno menuturkan “Tubuh kita secara alami memang mengandung berbagai macam bakteri. Tapi dari sekitar 60.000 kuman, hanya sekitar 1,2 persen saja atau 600-1200 bakteri yang bersifat pathogen (dapat menyebabkan penyakit)” paparnya.
berikut ini bakteri dan kuman yang perlu diwaspadai:
1. Bakteri potagen Norovirus, bakteri jenis ini hidup di pakaian kering selama beberapa hari dan jika tersentuh oleh seseorang ketika mencoba pakaian, maka bakteri tersebut menempel pada tangan dan mengancam sitem kekebalan tubuh
2. Bakteri Staph MRSA
dapat hidup pada pakaian berbahan katun selama 6 bulan lamanya. Bakteri ini juga ditularkan melalui kontak langsung ataupun tidak langsung melalui kotoran, hidung, dan ketiak. Dr. Tierno menjelaskan, memang risiko terkenanya penyakit akibat bakteri masih sangat rendah, namun menjaga kesehatan dan lebih waspada dengan bakteri perlu disadari. Untuk mengurangi serangan bakteri, Dr Tierno menganjurkan untuk mencuci tangan sebelum makan dan mencuci dan menyetrika baju baru sebelum digunakan. Kemungkinan bakteri-bakteri patogen dari bahan kimia lain dalam pakaian yang umum digunakan adalah nonylphenol ehtoxylate (NPE). Penggunaan NPE pada beberapa merek pakaian terkenal telah dibatasi di berbagai negara di Asia. Namun, sampai sekarang belum ada batasan penggunaan bahan kimia pada pengolahan pakaian di Cina dan negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Pakaian berwarna hitam dan yang menggunakan pewarna untuk bahan kulit sering mengandung p-phenylenediamine (PPD), yang dapat menghasilkan reaksi alergi. Senyawa organik volatil dan produk pemutih juga banyak sekali digunakan oleh industri tekstil. Baca label pakaian terlebih dahulu sebelum membelinya dan hindari bahan-bahan sintetis seperti rayon, nylon, polyester, acrylic, asetat atau triasetat sebanyak mungkin. Jika terlalu sulit untuk meminimalkan pemilihan bahan pakaian tersebut, cuci dan keringkan baju-baju yang baru saja Anda beli sebanyak tiga kali pengulangan sebelum memakainya.
Jika anda memiliki kebiasaan mengenakan baju baru tanpa mencucinya terlebih dahulu, sebaiknya tinggalkan kebiasaan buruk ini yaaa👌🏻

#GalaksiAkademikJuli
#DepartemenAkademik
#KementerianPendidikan
#HIMKAKabinetOptimasi
#HIMKAJakarta

1 komentar:

Know us

Our Team

Video of the Day

Contact us

Nama

Email *

Pesan *